Wow, di Bolsel ada 4 Objek Destinasi Wisata dalam 1 Kawasan

Berita 25/01/2020
Burung Maleo
  • Bolaang Uki, Di daerah Bolangaso, Desa Molibagu Kecamatan Bolaang Uki, ada 4 buah Objek Destinasi Wisata yang sangat layak untuk dikunjungi. Semuanya terletak dalam  1 kawasan dan masing-masing memiliki sejarah filosofis tersendiri. Keempat Objek Wisata itu antara lain, Batu Hua-hua (atau yang lebih dikenal dengan Batu Manangis), Kuburan Keramat Aulia Bagaya, Sumber Air Panas, dan Kawasan Peneluran hewan endemik Burung Maleo.

Sabtu (25/01/20), Tim Jelajah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berhasil menelusuri seluruh objek wisata tersebut, dan berkesempatan untuk melepas bayi Burung Maleo ke alam bebas. Tergabung dalam Tim dengan nama Tim Rumorlago, para anggota yang terdiri dari ASN Disparbud dan juga anggota Bolsel Diving Club (BDC) ini sukses menelusuri keempat Objek Destinasi Wisata yang ada.

Dengan menggunakan mobil pick up, tim Rumorlogo yang terdiri dari Kabid Promosi, Kabid Destinasi, Bidang Kebudayaan, dan beberapa personel dari Bolsel Diving Club ini bertolak dari Molibagu sekitar pukul 10.00 Wita. Ketika dikonfirmasi setelah selesai melakukan perjalanan wisatanya, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bolsel, Nina Musa mengatakan, kegiatan berwisata kali ini agak berbeda dengan yang sebelumnya. Selain jumlah personel yang lebih banyak, adanya rencana  pelepasan burung Maleo menjadi salah satu dari beberapa agenda perjalanan yang paling dinantikan. "Momen balepas bayi Burung Maleo nda selalu ada, apalagi populasinya hampir punah, jadi kita deng tim betul-betul excited tadi" katanya sumringah. "Semua tempat yang torang kunjungi tadi layak untuk dikembangkan dan benar-benar potensial untuk menarik minat wisatawan, jadi torang upayakan supaya ke depannya nnti bisa concern deng all out dalam pembangunan dan promosinya" tambahnya bersemangat.

Senada dengan Nina, Kepala Bidang Promosi, Nadia Moha mengatakan, walaupun ada objek yang lokasinya lumayan jauh dari jalan utama dan medannya menanjak, dia yakin tetap bisa mendatangkan jumlah pengunjung secara massive setiap tahunnya. "Semua tergantung bagaimana torang menjaga deng mempromosikan objek wisata itu. Pokoknya abis dari sini, akan torang promosi terus, sambil torang matangkan konsep pembangunan  seperti apa saja yang pas nanti" katanya meyakinkan.

  1. Batu Hua-hua (Batu Manangis)

Mengawali perjalanan wisata, Tim Rumorlogo mengunjungi objek wisata Batu Hua-hua, atau yang lebih dikenal dengan Batu Manangis, terletak tidak jauh dari pusat Ibukota Kabupaten, berseberangan dengan spot Resting Area. Menurut Bapak Hasan Gobel, salah satu warga setempat yang juga ikut serta mendampingi Tim, Batu Hua-hua ini telah ada sejak jaman kerajaan dahulu kala. Hamparan batu sepanjang lebih kurang 100 meter ini, berukuran sangat besar, mengeluarkan air dari permukaannya, dengan pola jatuh menyerupai air hujan. Itulah kenapa Batu ini dinamakan Batu Hua-hua (Batu air Hujan). "Sekitar tahun 1900-an, di lokasi ini (menunjuk lokasi Batu Hua-hua berada) dulunya jalan trans dang, sama deng jalan utama bgitu. Mar lantaran sering longsor akibat selalu mengeluarkan air, jadi jalan dorang so se pindah ke sebelah atas sana (menunjuk ke jalan trans sekarang). Sebenarnya depe nama ini bukang Batu Manangis, depe nama asli itu Batu Hua-hua, mar seiring berjalannya waktu, dorang lebe kenal deng batu manangis" kisahnya panjang lebar.

  1. Kawasan Peneluran Burung Maleo

Tim Rumorlogo melanjutkan perjalanan ke Kawasan Peneluran Burung Maleo yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Hewan unggas endemik khas Pulau Sulawesi ini, diketahui hampir punah populasinya. Di Bolsel sendiri, ada 2 habitat tempat hidupnya burung dengan nama ilmiah Macrocephalon Maleo ini, yakni Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, dan Tanjung Binerean yang merupakan daerah konservasi lembaga penelitian WCS (Wildlife Conservation Society).  Tiba di lokasi peneluran, Tim Rumorlogo disambut oleh Om Epo, masyarakat setempat yang sudah lama menjaga kandang telur burung Maleo."Total bayi Maleo sekarang so ada 5, mar baru 2 yang bole torang mo lepas ke alam liar, depe sisa nanti sekitar minggu depan"katanya menjelaskan. Dia menambahkan bahwa, melepas bayi Maleo tidak sembarangan, ada perhitungan waktunya. Bayi burung yang baru lahir, ditempatkan di kandang dan diberikan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya, kemudian  boleh dilepas ke alam. Butuh waktu hingga 1 minggu untuk bayi-bayi burung tersebut beradaptasi setelah menetas dari telurnya. Beruntung, para tim penjelajah mendapatkan kesempatan langka untuk melepas 2 bayi burung Maleo yang sudah siap untuk "bertualang".

  1. Makam Keramat Aulia Bagaya.

Tidak jauh dari Jalan besar (Trans Sulawesi), terdapat sebuah kuburan tua yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Objek wisata yang satu ini, merupakan salah satu situs budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan sarat akan nilai sejarah. Terinformasi bahwa yang terbaring di kuburan itu adalah seorang seorang Wali yang juga Pejuang (Ksatria) yang disebut Aulia Bagaya. Model kuburan ini sangat sederhana dan belum pernah mengalami pemugaran sama sekali. Di atas kuburan Aulia Bagaya terdapat batu yang disusun rapi berbentuk segi empat, dan dikelilingi oleh beberapa pohon di dekatnya. Masyarakat yang juga berkebun di sekitar lokasi kuburan Aulia Bagaya ini, senantiasa menyempatkan waktu untuk membersihkan kuburan tersebut. Terdapat beberapa cerita masyarakat setempat tentang Kuburan keramat tersebut. Pada saat mengunjungi kuburan, kembali Hasan Gobel mengatakan, dahulu kala tidak sembarang pengunjung bisa diterima dengan baik di kuburan ini. Ada beberapa pantangan, dan aturan yang jika dilanggar, bisa berakibat buruk bagi pengunjung itu sendiri. "Para ibu atau gadis kalo sedang dalam masa menstruasi, nimbole ke kuburan Aulia Bagaya. Kong klo ada pengunjung yang datang mar dalam keadaan nyanda deng niat yang bagus, biasa ular deng ayam mo teto (patuk) pa dorang kong adakalanya baangin kage-kage" katanya seraya mengingatkan.

  1. Sumber Air Panas Molibagu.

Dalam perjalan menuju ke Kawasan Peneluran Burung Maleo, pengunjung akan melewati sebuah sumber air panas kecil yang indah dan segar. Letaknya persis bersebalahan dengan bendungan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa Molibagu. Adapun air panas yang dihasilkan adalah bersumber dari hasil geotermal. Dudi Sampe, salah satu tim Rumorlogo yang juga mengetahui tentang keberadaan wisata air panas itu mengatakan, masyarakat percaya bahwa jika berendam di bawah genangan air panas itu dapat menyegarkan tubuh. "Depe kadar  mineral tinggi, kemungkinan ada kandungan kalsium, litium, deng radium, jadi itu sto yang bekeng orang-orang barasa fit abis berendam dsini" ucapnya.

Selanjutnya, masih ada banyak sekali itinerary Objek Destinasi Wisata dan Budaya yang akan ditelusuri dan diexplore oleh Tim Rumorlogo Disparbud Bolsel. Pekan depan misalnya, jika tidak ada aral melintang mereka berencana melakukan penjelajahan di beberapa objek destinasi wisata  baru yang ada di Kecamatan Posigadan.